Merentang Waktu: Kisah Masjid Tertua di Jakarta

Masjid Luar Batang


Jakarta adalah ibu kota Indonesia yang penuh dengan sejarah dan kekayaan budaya. Salah satu bagian dari warisan budaya yang penting adalah masjid-masjid yang tersebar di seluruh kota. Salah satu masjid yang sangat menarik adalah Masjid Tertua di Jakarta, yang merupakan sebuah tempat ibadah yang memiliki nilai historis yang tinggi.

Sejarah Masjid Luar Batang

Masjid Tertua di Jakarta dikenal dengan sebutan Masjid Luar Batang. Masjid ini terletak di tepi Sungai Ciliwung, di Jalan Lada dan Jalan Pancoran, Jakarta Pusat. Masjid ini didirikan pada tahun 1638 oleh seorang saudagar dari Gujarat, India bernama Syekh Yusuf Bin Muhammad Qadir Al-Hamawi.

Arsitektur Unik dan Sejarah Bersejarah Masjid Luar Batang di Jakarta

Masjid ini memiliki arsitektur yang khas dengan campuran gaya Timur Tengah dan tradisional Jawa. Bangunan utama masjid terbuat dari batu bata dan kayu dengan pelangi, serta atap teras yang berfungsi sebagai tempat beristirahat. Di dalam masjid terdapat mihrab yang menghadap ke arah Mekah, dan juga ada makam dari Syekh Yusuf yang menjadi tujuan ziarah oleh umat Muslim.

Masjid Luar Batang memiliki banyak cerita dan peristiwa penting yang terjadi selama seabad lebih pemilikannya oleh pemerintahan Belanda. Pada masa kolonial Belanda, masjid ini menjadi tempat pengasingan dan penyiksaan bagi kebangkitan perlawanan anti-Belanda. Para pahlawan nasional Indonesia seperti Kapten Muslim Muhammad Fatah, Kakap Petinggi dan Aruji adalah beberapa nama yang terkenal yang pernah ditahan di Masjid Luar Batang.

Namun, sejak diberlakukannya Undang-Undang Agraria pada tahun 1870, masjid ini diberikan kembali kepada umat Islam untuk digunakan sebagai tempat ibadah. Masjid Luar Batang kemudian mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah Indonesia dan pihak terkait sebagai situs bersejarah.

Peran Bersejarah dan Keberlanjutan Masjid Luar Batang di Jakarta

Masjid Tertua di Jakarta ini juga menjadi penanda dari perkembangan masjid di Ibu Kota. Seiring dengan pertumbuhan kota yang pesat, Jakarta kini memiliki berbagai macam masjid yang terletak di berbagai sudut kota. Namun, Masjid Luar Batang sebagai yang tertua, tetaplah menjadi saksi bisu bagi sejarah dan peradaban Jakarta.

Masjid Tertua di Jakarta ini juga menjadi tempat ramai pada saat datangnya waktu-waktu shalat. Umat Muslim dari berbagai kalangan datang ke masjid ini untuk melaksanakan ibadah. Masjid Luar Batang juga menjadi tempat ziarah bagi orang-orang yang memiliki ikatan historis dengan masjid ini.

Dalam menghadapi perkembangan zaman, Masjid Luar Batang telah menjalani sejumlah renovasi dan restorasi, tetapi tetap mempertahankan keaslian arsitekturnya. Masjid ini tetap menjadi titik penting dalam sejarah Jakarta dan menjadikannya sebagai salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi warga Jakarta dan para wisatawan.

Dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan dan budaya, Masjid Luar Batang juga aktif dalam mengisi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Dengan adanya kegiatan tersebut, masjid ini selalu dipadati oleh umat dan menghidupkan suasana di sekitarnya.

Masjid Tertua di Jakarta, atau Masjid Luar Batang, adalah warisan budaya yang perlu kita lestarikan dan rawat. Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Islam, tapi juga memiliki nilai historis yang tinggi. Mengunjungi Masjid Luar Batang adalah cara yang baik untuk memahami sejarah dan kekayaan budaya kota Jakarta.

Lebih baru Lebih lama